Dekorasirumahjati.com – Polres Tabanan berhasil mengungkap enam kasus pencurian dengan tujuh tersangka pada Jumat (22/8/2025). Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah pencurian uang kepeng di Pura Dalem Desa Adat Sambian, Banjar Dinas Sambian Tengah, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan.

Read More : Prestasi Online Tabanan

Kapolres Tabanan, AKBP I Putu Bayu Pati, menjelaskan bahwa pelaku utama bernama GGAG (34) asal Desa Gadungan, Selemadeg Timur. Ia ditangkap di kediamannya di Perumahan Graha Candra Asri, Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, pada Rabu (20/8/2025).

Modus Pencurian dan Peran Anak

Dalam aksinya, GGAG mencuri empat buah sandang atau wadah uang kepeng dan sesari milik desa adat dengan total kerugian mencapai Rp 7 juta. Motif pencurian ini dilatarbelakangi masalah ekonomi.

Ironisnya, pelaku melibatkan anaknya dalam aksi tersebut. Rekaman CCTV yang viral di media sosial memperlihatkan GGAG bersama sang anak memasuki area pura. Rencananya, uang kepeng hasil curian itu akan dijual secara online.

Meski demikian, pihak kepolisian menegaskan bahwa anaknya tidak dijadikan tersangka karena masih di bawah umur dan sesuai dengan SOP penanganan kasus.

Kronologi Aksi Pencurian

Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP M. Taufik Effendi, menjelaskan modus GGAG adalah dengan masuk ke area pura yang pintunya tidak terkunci. Ia kemudian merusak gembok kotak sesari dan pintu gedong dalem menggunakan tang, lalu mengambil uang kepeng yang tersimpan di dalamnya.

“Pelaku masuk ke dalam gedong dalem dan mengambil empat sandangan uang kepeng dengan cara merusak engsel pintu,” ujar Taufik.

Baca juga: Kebakaran Resort Tabanan, Salah Manajemen Atau Bencana Alam Murni?

Jerat Hukum untuk Pelaku

Atas perbuatannya, GGAG dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) ke-5e KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. Selain GGAG, Polres Tabanan juga merilis kasus pencurian lain, seperti pencurian gabah, perhiasan, uang tunai, hingga pencurian sepeda motor.

Kasus pencurian uang kepeng di pura ini menjadi perhatian publik karena melibatkan anak dalam tindak kriminal. Rekaman CCTV yang tersebar di media sosial memicu keprihatinan masyarakat akan kondisi ekonomi yang membuat seseorang nekat melakukan tindakan melawan hukum, bahkan dengan menyeret keluarga sendiri.